Pages

Sabtu, 01 Januari 2011

Amazing Adventure Chapter ~ Drei (3) ~ {The Portal }

Chapter ~ Drei ~ {The Portal }






The Portal


            “Ini dia firasat burukku… Haruskah kami memasukinya? Aduuh… Ya Tuhan, apa yang harus kupilih? Aku tak tahu…”

≈≈≈~≈≈≈
            “Kyuhyun! Ayo cepat kesini!” panggil Minnie dari depan rumahnya. Kyuhyun menghampiri Minnie dengan setengah berlari. “Ha ha ha ha hahh… A.. da… A… pa?” Tanya Kyuhyun dengan nafas masih tersengal-sengal. Seketika senyum tipis merekah diwajah Minnie.
            “Umma kemarin ikut lotre, terus dapet hadiah ke-empat. Hadiahnya tiket Festival hari ini…” terang Minnie sambil mengajak Kyuhyun masuk ke rumahnya.
            “Memang hari ini ada festival?” Tanya Kyuhyun polos. Dan kepolosannya itu membuat Minnie gemas. “Yaa!! Kyuhyun! Sudah berapa lama kamu tinggal di Tokyo ini?!” Tanya Minnie dengan nada sedikit berteriak.
            “Hmmm… Aku pindah ke Jepang pas umur lima tahun, itu berarti aku sudah tinggal di Tokyo ini selama sepuluh tahun…” jawab Kyuhyun sambil menyeruput es jeruk yang telah disediakan Minnie.
            “Sudah sepuluh tahun kau di Tokyo tapi tidak tahu festival hari ini?!” teriak Minnie sedikit frustasi. “Ah… Oh… Baiklah… Hari ini ada festival musim panas di danau dekat kedai Michaelis… Kau ingat?” Minnie menyerahkan selebaran yang ada di buffet dekat kursi yang tengah diduduki oleh Kyuhyun.
            “Ooh… Festival ini toh.. Kukira apa…” bibir Kyuhyun membentuk huruf o bulat. “Terus, apa hubungannya sama aku Minnie?” Mendengar pertanyaan konyol Kyuhyun ini, Minnie menepuk dahinya keras.
            “Kok bisa ya aku jatuh cinta sama orang kayak gini?” batin Minnie gusar. “Kyhyun… Intinya aku ngajak kamu ke festival itu.. Kamu mau nggak?”
            “Kamu mau ke festival bareng aku?” ulang Kyuhyun tidak percaya. “Iya, mau nggak?”
            “Tentu saja aku mau Minnie… Acaranya jam empat sorekan?” Minnie mengangguk pelan.
            “Kyuhyun, mau ngajak Frea dan Rea nggak?”
            “Ngga usah… Mereka mungkin ada rencana tersendiri.” Kyuhyun menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Sebenarnya bukan itu alas an Kyuhyun menolak untuk mengajak sahabat-nya itu. Alasannya simple aja, Kyuhyun Cuma ingin berduaan dengan pacarnya. Tanpa diganggu oleh siapapun.
            “Eh, Kyu…”
            “Ya?”
            “Pake yukata nggak ya?”
            “Pake aja… Pasti cantik…” Kyuhyun mengucapkannya diiringi oleh senyum yang hanya ia tunjukkan untuk Minnie seorang. Dan itu membuat pipi Minnie mengeluarkan semburat kemerahan.

≈≈≈~≈≈≈

            Frea mengerjakan PR Bahasa Inggrisnya yang menumpuk bersama Rea. “Emmm… Frea, kamu yang nomer 109 apa jawabannya?”
            “Hmmm… Yang C. Kamu?”
            “Hehehe… Sama…” setelah percakapan basa-basi itu, mereka kembali berkutat dengan PR bahasa inggris itu.
            “Rea,,” panggil Frea.
            “Apa?” sahut Rea tanpa menengok kearah Frea. “Kerumah Minnie yuk?”
            “Ngapain?” kali ini Rea mendongakkan kepalanya agar dapat melihat Frea langsung.
            “Main aja…”
            “Nggak ah, pasti ada Kyuhyun disana. Lebih baik kita beri mereka privasi…” tebak Rea seratus persen tebakannya tepat sasaran.
            “Yaaahh…” Frea kembali merenggut dan menekuni lagi PRnya. “Aahh… Jam empat masih lama ya?” batin Frea sambil melirik jam dinding. Jarum panjang saat itu menunjukkan pukul satu siang.
            “Hayoo!! Jangan liatin jam terus! Kerjakan PRnya!” ucap Rea yang membuyarkan lamunan Frea.

≈≈≈~≈≈≈

            Tes tes tes
            Air mata mengalir turun dari kedua mata Frea. “Wa wa wa wa… Kamu kenapa Frea?” Rea gelagapan melihat air mata mengalir dikedua pipi saudarinya.
            “Re… Rea… I… ini… huweee~!!” Frea memegang sebuah buku. Buku komik. Berjudul Fullmetal Alchemist.  “Memang ada apa dengan komik ini?”
            “Huweee… Baca aja… Sedih banget lho…” Frea menyerahkan komik itu sambil terus menangis. Dengan rasa enggan, Rea menerima komik itu dan mulai membacanya. Jadi begini ceritanya, karena tadi Frea udah ga kuat ngerjain PR bahasa inggrisnya, ia mulai membaca komik Fullmetal Alchemist. Ia membaca saat bagian dimana tokoh utama itu kehilangan kemampuannya.
            Tes tes tes…
            Sekarang giliran air mata Rea yang menetes deras. “Ba… bagaimana? Sedih kan?”
            “I…iya… Sedih banget… Padahal aku kira mereka bakal pake philosopher stone… Ternyata tidak… Hiks… hiks…” Kini, mereka menangis bersama. Menangisi hal yang tidak pernah terjadi.
            “Rea! Frea! Mau ke festival tidak? Sudah jam setengah lima lho…” panggil mamih mereka dari arah dapur. “Ah… Iya mih…” jawab Rea sedikit berteriak.
            “Frea, cepat ganti baju!” Rea menyodorkan yukata yang telah disiapkan oleh mamih untuk Frea.
            “Baik… Lima belas menit lagi, tunggu aku di dapur…” Frea segera berlari menuju kamarnya untuk mengganti bajunya.

≈≈≈~≈≈≈

            Rea terpaku melihat kembarannya. “Manis…” pikirnya. “Ayo kita pergi…” Frea mengandeng tangan Rea dan segera menuju danau itu. Diperjalanan, mereka bertemu Kyuhyun dan Minnie.
            “Minnie!!” panggil Frea dari belakang. Dengan cepat Minnie dan Kyuhyun menoleh. “Frea! Rea!” Minnie melambaikan tangannya.
            “Kalian mau ke festival juga?” Tanya Kyuhyun sedikit kecewa. “Iya…” Rea menjawab pelan.
            “Kita jalan bareng yuk?” ajak Minnie. Sebenarnya Frea ingin sekali menerima ajakan Minnie, namun ia teringat kata-kata Rea saat jalan tadi. “Sebaiknya kita memberikan privasi untuk Minnie dan Kyuhyun. Aku tahu kalau Kyuhyun jarang sekali bisa berduaan dengan Minnie karena kita…”
            “Ah… Maaf ya Minnie, bukannya aku tidak mau. Hanya saja… Aku tidak ingin merusak kencan kalian…” Frea memainkan jari-jarinya sambil menunduk malu.
            Biarpun terlihat cuek dengan kata-kata Frea, Kyuhyun merasa senang Frea mengatakan itu. Samar, sebuah senyum terangkat disudut-sudut bibir Kyuhyun.
            “Ya sudah kalau begitu, kami duluan ya…” Frea meninggalkan Minnie dan Kyhyun didepan gerbang. Sedangkan Rea mengikuti Frea dari belakang.
            DEG.
            “This feeling again…” Rea berhenti sambil memegang dadanya. Bulu kuduknya berdiri. Ada hawa-hawa dingin mengitari dirinya. “Ada apa Rea?” Frea membalikan tubuh. Dilihatnya wajah Rea yang sedikit memucat.
            “Kau sakit?”
            “Ti… Tidak apa… Ayo, kau mau beli apa?” tawar Rea sambil menuju stand takoyaki. “Kau mau?”
            Frea menatap saudaranya curiga. Rea yang sadar ditatap seperti itu langsung membeli dua porsi takoyaki. “Ini bagianmu…” Rea menyerahkan satu porsi takoyaki pada Frea. Frea menerimanya dengan senang hati walau masih terbesit olehnya tentang sikap aneh Rea.
            Duar Duar Duar!!!
            Suara kembang api yang diluncurkan terdengar jelas ditelinga semua orang. “Indahnya…” puji Frea dan Minnie bersamaan namun ditempat yang berbeda.
            DEG. DEG.
            Jantung Frea dan Rea sama-sama berdetak kencang. Bukan karena kembang api. Melainkan karena hawa dingin yang menjalar disekitar mereka. Kini bukan hanya Rea saja yang merasakannya, tapi Frea juga.
            “Rea… kau merasakannya juga?” bisik Frea pelan ketika melihat wajah Rea semakin pucat.
            “Ya… Hawa ini…Berasal dari pohon itu…” Rea menatap sebuah pohon yang besar. Pohon itu berada didekat peluncuran kembang api. “Kita kesana?” Tanya Frea ketakutan.
            “Kalau boleh jujur, aku tak mau kesana. Tapi, hati kecilku menyuruhku kesana. Bagaimana? Kau mau ikut?”
            “Tentu saja! Kita kan sudah berjanji untuk selalu bersama!” Frea memegang lengan Rea. Rea tersenyum tipis kemudian berjalan kearah pohon besar itu.Diikuti oleh Frea yang memegang tangan Rea dengan gemetar hebat.
            Betapa terkejutnya mereka begitu melihat apa yang ada dibawah pohon itu. Sebuah gerbang besar menyita perhatian mereka. “Ooh… Jadi ini asal hawa dingin itu…” gumam Frea.
             “Rea, aku mau masuk ke dalam. Kau bagaimana?”
            “Haruskah dipertanyakan?”

≈≈≈~≈≈≈

“Ini dia firasat burukku… Haruskah kami memasukinya? Aduuh… Ya Tuhan, apa yang harus kupilih? Aku tak tahu… Ya ampun! Adikku ini lebih memilih masuk kedalam? Gawat!” batin Rea. Ditatapnya Frea yang kini tengah memegang gagang gerbang itu.
“Ayo!” Frea menarik lengan saudaranya itu. Dengan langkah mantap namun ragu, Rea melewati gerbang itu.


≈To Be Continued≈

Tidak ada komentar:

Posting Komentar